Sabtu, 16 April 2011




Format wawancara dalam konseling individual dengan seorang murid disekolah (tahap awal)

Konseli: tok tok tok.. assalamualaikum
Konselor: waalaikum salam, sedang  jam istirahat ya? Sudah makan? Ayo ayo silahkan duduk ani. Bagaimana belajarnya?
Konseli: baik bu...
Konselor: bagus sekali... ibu kira mungkin ada sesesuatu dapat ibu bantu . . . senang bisa melihat mu belajar dengan baik.
Konseli: sebenarnya saya datang kemari ingin... hmmmmm... inginnnnnnn
Konselor: coba katakan pada ibu, apa yang membuat kamu melangkah kemari, kita punya waktu selama jam istirahat brlangsung.
Konseli: ia bu..
Konselor: kalu begitu katakanlah sayang... its ok.. semua akan baik baik saja. ?  Kamu bisa mempercayai ibu sebagai laci rahasia mu ani (kerahasiaan)
Konseli: saya sangat percaya bu.. tapi saya tidak tau harus memulai menceritakannya dari mana.
Konselor: kamu hanya sedang bingung saja, kalau begitu coba kamu tarik nafas dalam-dalam terlebih dahulu.. lalu mulai ceritakan apa yang kamu rasakan sekarang agar ibu dapat membantu mu (kesukarelaan)
Konseli: sebenarnya saya tidak bangga dengan prestasi yang saya capai sekarang.
Konselor: prestasi yang kamu dapat sekarang adalah posisi dimana orang lain sangat menginginkannya.. apa kamu kurang puas?
Konseli: bukan begitu bu... saya merasa saya semakin tampak bukan seperti apa-apa.. saya tidak ingin seperti ini.. saya ingin seperti teman-teman yang lain... selalu bisa melakukan apa yang di inginkannya.
Konselor: kamu hanya sedang merasa bingung harus melakukan apa..
Konseli: saya tidak bisa melakukan seperti apa yang mereka lakukan.. karena saya pintar dan meraka menganggap saya tidak pantas melakukan hal hal seperti mereka.
Konselor: hal apa yang ingin kamu lakukan?
Konseli: saya ingin seperti mereka
Konselor: apa yang mereka lakukan?
Konseli: seperti halnya anak-anak remaja yang duduk  dibangku sma.. berteman dengan semua teman dikelas, gosip, tertawa dengan ekspresi yang sangat lepas, tidur jika ia mengantuk, apa saja yang ingin mereka lakukan.
Konselor: apa yang menjadi kebiasaan kamu dikelas ani?
Konseli: mendengar guru menjelaskan, membuka mata lebar-lebar walau saya mengantuk, selalu mengerjakan pekerjaan rumah (PR), menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada disekolah dengan benar, saya merasa telah melakukan hal hal yang benar.
Konseli: jika kamu merasa telah melakukan hal-hal yang benar lalu mengapa kamu ingin menjadi seperti mereka?
Konsel: mereka itu bebas, mereka selalu bisa melakukan apa yang mereka inginkan.
Konselor: mengapa kamu tidak bisa?
Konseli: karena saya pintar, makanya saya tidak bisa melakukan seperti mereka.. saya harus menjaga kewibawaan saya.
Konselor: saya tidak mengerti.. anggap saja ibu orang bodoh dan tidak mengerti apa-apa.. coba kamu terangkan kepada ibu agar ibu mengerti... (tehnik dalam memancing emosi konseli agar mau menceritakan dengan jelas)
Konseli: ahhhh ibuuuu.... sebenarnya teman-teman dikelas membenci saya karena saya tidak pernah memberi contekan kepada mereka.. mereka juga marah karena saya memberitahukan kepada guru mata pelajaran bahwa ada tugas rumah  yang harus dikumpulkan, sedangkan saya tau dengan jelas bahwa mereka semua tidak mengerjakan..
Konselor: kamu telah melakukan hal benar ani.
Konseli: ia buuuuuu... SAYA BENAR KAN... tapi yang saya bingung kenapa teman-teman memusuhi saya. Tak ada seorangpun yang memperdulikan dan mendekati saya dikelas, tak ada yang mengajak kekantin, tak ada yang mau bergosip dengan saya, tak ada yang mau berbagi dengan saya.
Konselor: apa kamu pernah mencoba beteman dengan mereka? Menghampiri mereka? Atau mengajak mereka kekantin bersama?

konseli: pernah buuu... saya pernah menghampiri mereka dan mencoba berbaur saat mereka asyik bercerita. Saya coba nimbrung aja gitu buu... Eh mereka langsung ngomong.. “anak pinter belajar aja sono di perpus.. ngapain gabung-gabung ama kita, gak pantes kali.. lo itu cocoknya buat tugas, kumpul tugas, ngingatin buk yetti kalo ada tugas.. trus caper-caper gitu deh ama guru pokoknya” mereka langsung ninggalin aku aja disitu dan pindah ketempat yang lain.
Sedangkan saya langsung diam gitu aja ditempat.. tidak tau mau nge jawab apa.. yaudah saya nangis aja. Setelah saya ditinggalkan sendiri saya langsung merasa ternyata mereka marah karena saya tidak kompak dengan teman-teman yang lain, mereka marah karena saya tidak pernah memberikan kesempatan kepada mereka untuk menunjukkan kebolehan mereka di depan guru-guru, mereka marah kepada saya karena saya pintar. Kalau saya bisa.. saya rela menukarkan kepintaran saya agar mereka mau berteman dan menganggap saya didalam bagian dari mereka. Saya mauuuu buuuuuu........ saya mauuuuuuu
Konselor: ibu mengerti perasaan kamu.. setiap yang kita lakukan pasti ada jelek ada bagusnya, Ada pro dan kontra, ada hikmah dan ada pula resikonya. Inilah hidup... dan yang pasti kita tak boleh menyesali apa yang telah kita lakukan. Tapi bagaimana kita menyempurnakan apa yang telah kita lakukan sebelumnya. Ibu memahami perasaan kamu saat ini. Sekarang tenangkan pikiran kamu. Senyuummmmm...
Konseli:     J
Konselor: manis sekali. Berhubung waktu istirahat kita telah selesai kamu boleh kembali kekelas ani.. kita akan bertemu pada waktu istirahat besok. Bagaimana?
Konseli: baik buuuu...
Konselor: apa ibu perlu mengantar kamu hingga kekelas??
Konseli: hehe.. tidak perlu bu saya bisa sendiri,, assalamualaikum bu
Konselor: waalaikumsalam..